Fasilitator Edisi 1 Tahun 2008
PEMBELAJARAN PENALARAN
MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
(Dr. Nanang Priatna – Dosen Universitas Pendidikan Indonesia)
Salah satu tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa memiliki
kemampuan dalam menggunakan
penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika
(Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi).
Penalaran induktif melibatkan
persepsi tentang keteraturan.
Misalnya, untuk mendapatkan
kesamaan dari contoh-
contoh yang berbeda. Dalam
matematika, mendapatkan
kesamaan tersebut dapat
menjadi dasar dalam rangka
pembentukan konsep.
Penalaran induktif memainkan
peran penting dalam pengembangan
dan penerapan matematika. Sebagai
fakta, penemuan matematika ada
yang berawal dari suatu penarikan
kesimpulan dengan menerapkan
panalaran induktif. Kesimpulan
yang ditarik secara induktif
tidak selalu dapat dibuktikan
secara deduktif. Kesimpulan
demikian
dinamakan suatu konjektur. Konjektur adalah
suatu tebakan, penyimpulan, teori, atau dugaan
yang didasarkan pada fakta yang tak tertentu atau
tak lengkap.
Penalaran induktif dimulai dengan memeriksa
keadaan khusus dan menuju penarikan
kesimpulan umum, yang dinamakan proses
induktif generalisasi. Penalaran tersebut
mencakup pengamatan contoh-contoh khusus
dan menemukan pola atau aturan yang
melandasinya. Sebagai contoh, hasilkali dua
bilangan ganjil adalah ganjil, yang ditemukan
melalui pengamatan dari beberapa contoh
khusus.
Penalaran induktif yang menunjukkan kegiatan
menebak suatu aturan dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin fungsi sebagai proses
kerja dalam menarik suatu kesimpulan.
Mesin fungsi terdiri dari masukan, proses,
dan hasil. Sebagai contoh, apabila
dimasukan bilangan 1, keluar 2; jika
dimasukan 2 keluar 4; dan seandainya 3 yang
dimasukan ke dalam mesin tersebut, diperoleh
keluaran atau hasil 8; dan seterusnya.
Selanjutnya, siswa dapat menebak s