umihanik.blogspot.com
umihanik.blogspot.com
Ekonomi 2003 : Catatan Pinggir
Umi Hanik, SE, ME*
Seorang kawan pernah berkata, menengok masa lalu sama dengan membunuh masa
depan, benarkah? Mungkin bisa di benarkan jika masa lalu telah begitu mengungkungi alam
kebebasan manusia untuk tampil apa adanya, berimprovisasi, melahirkan sebuah inovasi
baru, melainkan berlama-lama dalam kubangan masa lalu, berandai-andai, romantika dulu,
bernostalgia dengan masa lalu, hingga suatu saat muncul keinginan untuk kembali ke masa
lalu. Gawat !
Kali ini-pun kita akan berbicara mengenai masa lalu tapi dalam konteks yang lain. Sebuah
catatan pinggir mengenai ekonomi kita di tahun 2003, yang mungkin bisa menuntun negeri
ini untuk menentukan langkah-langkah antisipatif di 2004 dan tentu saja untuk memulainya
kita perlu menoleh sedikit ke belakang tapi tidak terlalu jauh, cukup masa lalu ekonomi kita
di 2003 yang belum lama lewat, ada apa?
Kita boleh sedikit menarik nafas agak lega, setelah 5 tahun masa penuh penantian dan
pengharapan pada akhirnya perekonomian Indonesia di tahun 2003 tumbuh lebih baik - pun
jika dibandingkan dengan ekonomi global - beberapa faktor yang membuatnya tumbuh tipis
dibandingkan tahun sebelumnya antara lain ketidakpastian global akibat mamanasnya
konflik dan pecah perang antara Irak dengan AS serta mewabahnya virus sindrom
pernafasan akut (SARS) di kawasan asia yang seolah menjadi momok horor yang
mengerikan dan berhasil menakut-nakuti dunia.
Berikut nilai tukar rupiah yang terus mengalami penguatan di kisaran Rp 8400 per dollar AS
di bawah target yang ditetapkan dalam APBN. Dan seiring dengan menguatnya rupiah,
jumlah uang yang beredar-pun cukup terkendali. Penguatan rupiah dan terkendalinya uang
yang beredar ini tentu saja membawa dampak positif pada harga barang dan jasa yang
relatif stabil dan berlanjut pada laju inflasi yang juga turut terkendali. Sebagai angka
pembanding, laju inflasi year on year yang turun menjadi sekitar 5% dari bulan yang sama
yakni November 2