lontarnalar
nirwan ahmad arsuka
1 of 12
Equestrian
Ras el Fedowi
Senja itu saya sedang duduk menyusun kembali rasa purba Greek Coffee yang
disajikan dalam demitasse mungil buatan Cina. Setahun sebelumnya, di Pulau
Corfu, pramusaji ayu yang tersenyum simpul melihat saya bolak balik memesan
larutan oker pekat berbuih yang "keras" itu, memberi tahu bahwa kopi ini
sesungguhnya adalah Kopi Turki. Asal sebenarnya tentu lebih jauh lagi, di
belukar prasejarah jantung Afrika. Kafe di lantai atas Museum Benaki itu
dirancang mirip aquarium, memberi sajian tambahan buat pengunjung:
pandangan terbuka ke cakrawala dan ke salah satu sudut penting Athena, yang
saat itu tengah jadi tuan rumah Pesta Olimpiade Musim Panas 2004. Hampir
semua kursi di kafe itu terisi. Saya sedang melamun, menyesap kafein dan
kardamom, mencicip kue jahe dan coklat, ketika seorang pengunjung minta izin
untuk ikut menikmati sajian pesanannya di meja saya.
Blue Horse © Franz Marc (1880-1916)
lontarnalar
nirwan ahmad arsuka
2 of 12
Kami pun kemudian berkenalan. Di lantai bawah museum, kami sempat bertukar
pandang, sebelum ia menghilang ke ruang lain yang menggelar berbagai benda
seni dan budaya warisan Islam yang datang dari Asia Tengah. Museum Benaki,
museum tertua di Yunani yang bergerak sebagi yayasan milik pribadi, punya
koleksi benda seni dan budaya warisan Islam yang termasuk paling berharga di
dunia. Selain dari Arabia, koleksinya berasal dari Persia, Mesopotamia, India,
Asia Kecil, Mesir, Afrika Utara, Sisilia dan Spanyol. Entah bagaimana awalnya,
kenalan baru itu tiba-tiba bertanya: di samping jalinan panjang ayat Qur’an, apa
lagi hal paling berpengaruh yang diwariskan Nabi Muhammad? Mungkin karena
saat itu dalam suasana Olimpiade, mungkin juga karena terpikat oleh jalinan
rambut pirangnya serta alusi yang ada dalam pertanyaanya, dengan enteng —
sembari menghirup tetes wangi terakhir — saya jawab: rantai genetis Kuda Arab.
The Pasha’s Pride © Alfred de Dreux (1810-1860)
Di luar dugaan, dia