CARA BERFIKIR ORANG KAYA
Seringkali saya mendengar gerutuan orang-2 yang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil,
karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap miskin. Orang yang miskin
acapkali berkata, seandainya mereka diberi kesempatan, mereka juga bisa kaya. Atau
kalau mereka punya modal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai perusahaan
juga. Benarkah modal bisa membuat orang kaya ? Banyak orang yang menang undian
berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habis karena tidak dikelola dengan
baik.
Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara anda
memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bak istana dengan lima mobil, namun
anda selalu merasa kekurangan uang, berarti anda adalah orang miskin. Sebaliknya,
seorang tukang becak yang sudah cukup puas dengan makan tiga kali sehari, bisa
dianggap orang kaya.
Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorang kaya dan
miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir
seperti apa yang membuat orang kaya ? Yang pertama adalah masalah tabungan (saving).
Orang miskin berpikir menabung di tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di
tempat yang nyaman. Tempat menabung yang aman menurut orang miskin adalah tempat
yang paling sering didengar keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar
gedungnya, bunganya stabil, dan bisa memberikan jaminan keamanan apabila terjadi
sesuatu. Sedang tempat menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang
tidak banyak diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turun setiap saat, dan
perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip orang miskin disini adalah "Safe Risk,
Stable Return", sedang orang kaya adalah "High Risk, High Return".
Yang kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan. Orang miskin sangat mematuhi
aturan "Jangan sampai besar pasak daripada tiang". Artinya, seandainya pendapatan kita
Rp 1 juta, sedangkan pengeluaran kita 1,5 juta, maka sebisa mungkin peng