ADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN FISIK DAN BIOLOGI
(COPING WITH THE PHYSICAL AND BIOLOGICAL ENVIRONMENT)
Ketika pertama kali kita mendatangi laut, kita akan mendapatkan pantai. Berbicara
mengenai pantai, pantai mempunyai arti yang sangat penting. Karena pantai merupakan
perbatasan dari air dan pertemuan antara daratan dan lautan, sehingga mempunyai sifat-
sifat yang sangat majemuk. Hal ini terlihat jelas pada daerah pasang surut (intertidal) dan
daerah estuari. Perubahan-perubahan sifat lingkungan yang terjadi secara cepat dalam
waktu dan ruang ( Romimohtarto dan Juwana, 1999). Namun, banyak organisme yang
mampu beradaptasi dengan masalah fisik kehidupan pada lingkungan yang dicirikan
dengan suatu perubahan (gradient) lingkungan yang tajam dan kondisi yang berubah-ubah
(Raffaelli dan Hawkins, 1996). Sama seperti masalah-masalah fisik, ada sejumlah tekanan
biologi yang dihadapi oleh organisme di daerah intertidal, terutama pada organisme yang
berada pada daerah lower shore atau pantai yang lebih rendah. Tumbuhan dan hewan
pantai mempunyai ciri-ciri (feature) yang memungkinkan mereka untuk tetap hidup atau
survive karena adanya tekanan-tekanan biotik dan abiotik yang terjadi sepanjang gradient
secara vertikal dan horisontal. Dalam artikel ini kami menggambarkan bagaimana
tingkatan larva dari organisme pantai sampai benar-benar menemukan suatu tempat yang
cocok untuk hidup. Kemudian kami juga menggambarkan bagaimana, pertama kali larva
menetap di pantai, organisme pantai akan menyesuaikan diri secara morfologi, perilaku
dan secara fisiologi dengan adanya tekanan-tekanan abiotik. Dalam artikel ini, kami
membicarakan suatu variasi secara morfologi, perilaku dan siklus hidup yang berhubungan
dengan interaksi antara predator-pemangsa dan tumbuhan –herbivore dan bagaimana
interaksi tersebut berkembang menjadi mutualisme (Raffaelli dan Hawkins, 1996).
PANTAI BERBATU
Hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan sesil pada pantai berbatu menetap pada
suatu tempat sampai dewasa dan ini penting sekali bahwa ti