Copyright @ Group 98 (tidak termasuk skema yang ditampilkan di dokumen)
GNU Free Document License – Silakan secara bebas menggandakan dokumen ini .
CIVIL SOCIETY, ECONOMIC DISTRESS, AND SOCIAL TOLERANCE
By: Caroline Hodges Persell, Adam Green, and Liena Gurevich
Sumber: Sociological Forum, Volume 16, No. 2, 2001, page 203 - 230
Kelompok 98: Afaf Munawwarah (1202000044) dan Dian Maya L. (1202000346)
EXTENDED ABTRACT
Kata kunci: civil society, racial tolerance, homosexual tolerance, social tolerance. (dalam artikel diterjemahkan dalam
term masyarakat sipil, toleransi terhadap perbedaan rasial, toleransi terhadap kaum homoseksual, toleransi sosial)
Pemikiran bahwa masyarakat sipil sedang mengalami kemunduran telah banyak didiskusikan belakangan ini. Di saat yang
sama, beberapa penelitian memberikan kesimpulan bahwa toleransi terhadap perbedaan rasial meningkat seiring perjalanan
waktu. Artikel ini menggabungkan ide-ide dari sejumlah ilmuwan yang menyatakan bahwa kondisi perekonomian bisa
mempengaruhi masyarakat sipil, yang juga akan berdampak pada toleransi sosial. Ide-ide ini dieksplorasi dengan
menggunakan analisis multivarian terhadap data hasil General Social Survey (GSS) di Amerika Serikat, yang dilakukan dari
tahun 1972 sampai 1994. Hasilnya adalah struktur masyarakat sipil dan kondisi ekonomi bisa berkontribusi dalam masalah
pendukungan toleransi. Keamanan ekonomi yang tinggi, disertai dengan sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat sipil termasuk
besarnya kepercayaan dan tingginya standar etika, terlihat meningkatkan pendukungan terhadap toleransi. Di samping itu, hasil
analisis juga menemukan banyak kaitan antara pendukungan terhadap perbedaan rasial dengan toleransi terhadap kaum
homoseksual, yang akhirnya menyarankan model yang lebih umum dalam toleransi sosial
Hipotesis à Kondisi ekonomi mempengaruhi masyarakat sipil dan toleransi sosial.
Variabel kunci dan dan hipotesis relasi digam barkan secara skematis pada gambar berikut.
Penelitian
Untuk menguji kebenaran model
te